Sulam Taufiq - 1

Murtad itu ada 3 macam, yaitu :
1. Murtad Keyakinan
2. Murtad Perbuatan
3. Murtad Perkataan

1. Murtad Keyakinan
  • Ragu-ragu mengenai Allah, Rasul-Nya, Alqur'an, hari Akhir, surga, neraka, pahala, siksa atau semisalnya lagi yaitu, hal - hal yang telah diijma'kan para ulama'
  • Meyakini tidak adanya sebuah sifat dari sifat - sifat Allah yang wajib menurut ijma' ulama' seperti Ilmu (Allah tidak berilmu)
  • Menetapkan sifat yang wajib disucikan dari Allah (mustahil bagi Allah) secara ijma' seperti Allah berjism (bertubuh)
  • Menghalalkan sesuatu yang diharamkan ijma' ulama' dan telah maklum dalam agama secara pasti serta bukan hal yang samar lagi, seperti berzina, liwath, membunuh orang, mencuri, dan menghasab (merampas)
  • Mengaharamkan hal yang secara ijma' jelas halal dalam agama tanpa samar lagi, seperti jual beli dan nikah
  • Menolak wajibnya sesuatu yang telah di ijma'kan ulama' dan maklum dalam agama secara pasti dan bukan hal yang samar lagi, seperti shalat lima waktu atau sebuah sujud dari shalat-shalat tersebut, zakat, puasa, haji, dan wudlu.
  • Mewajibkan sesuatu yang tidak wajib secara ijma' dan diketahui dalam agama secara pasti dan bukan lagi hal yang samar.
  • Menolak tentang disyari'atkan sesuatu yang sudah di dijma'kan ulama' dan diketahui dalam agama secara pasti tanpa samar lagi.
  • Bermaksud kufur pada masa - masa mendatang, atau bermaksud mengerjakan sesuatu yang menyebabkan kufur pada masa sekarang.
  • Ragu-ragu dalam berbuat kufur, bukan hanya sekedar was-was (bisikan syaitan yang datang sekilas untuk berbuat kufur).
  • Mengingkari bahwa Abu Bakar adalah bukan sahabat nabi
  • Mengingkari ke-rasulan seorang Nabi yang telah di ijma'kan ulama'
  • Menolak sebuah huruf Al Qur'an yang telah di ijma'kan ulama' (bahwa ia termasuk Al Qur'an)
  • Menambahkan sebuah huruf yang di ijma'kan ulama' bahwa huruf dari Al Qur'an dan dia meyakini bahwa huruf itu termasuk Al Qur'an
  • Mendustakan seorang Rasul, menghinanya dan mentashgirkan namanya dengan maksud menghinanya
  • Berkeyakinan bahwa ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad
 

Tulisan SLAMET E. PRIYANTO


CV Centrum Konsulindo didirikan tanggal 02 Oktober 2001 oleh Ir. Arif Siswanto berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan No. 02 yang disahkan oleh Notaris Ariyani, SH. Kemudian dirubah pada tanggal 21 Mei 2007 di Surabaya sesuai dengan Akte Perubahan No. 35 oleh Notaris Ariyani, SH dengan perubahan kepengurusan yang berdasarkan Akte Perubahan No. 35 tersebut CV Centrum Konsulindo dipegang dan dikelola oleh Ir. Ananto Sukmono. Perubahan pengurus tersebut saya katakan sebagai awal berdirinya CV Centrum Konsulindo dengan pimpinan barunya Ir. Ananto Sukmono.
Saya bekerja di CV Centrum Konsulindo mulai tanggal 07 Juni 2007 hingga sekarang. Dari awal berdirinya dengan pimpinan Ir. Ananto Sukmono sampai dengan sekarang, CV Centrum menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam hal pengalaman pekerjaan. Perubahan pucuk pimpinan ternyata membawa angin segar bagi perjalanan CV Centrum Konsulindo. Dalam 3 tahun terakhir saja setidaknya sudah ada 85 pengalaman pekerjaan. Hal tersebut berarti rata – rata pertahunnya CV Centrum Konsulindo mengerjakan 28 pekerjaan teknik sipil.
CV Centrum Konsulindo bergelut disegala bidang teknik sipil, mulai dari perencanaan maupun pengawasan jalan, jembatan, drainase, pertamanan, dan bangunan gedung, survey investigasi, pembuatan AMDAL, pendataan eksisting jalan, hingga sampai kepada arsitektural dan design interior.
CV Centrum Konsulindo juga menjadi bagian dari asosiasi konsultan Indonesia INKINDO serta aktif dalam segala hal yang berkaitan dengan asosiasi tersebut. Pada tahun 2011, CV Centrum Konsulindo dipercaya oleh INKINDO untuk menjadi wakil dalam Lomba Jembatan yang digagas oleh mahasiswa ITS sebagai juri dari pihak konsultan. Sebagai perusahaan yang tergolong baru, CV Centrum Konsulindo bisa dikatakan sebagai perusahaan yang maju. Dan dengan percaya diri CV Centrum Konsulindo berani bersaing dengan konsultan lainnya se-Indonesia.
Namun ada beberapa hal yang menjadi permasalahan khususnya bagi penulis sendiri. Salah satu permasalah itu adalah tidak ter-manage-nya dengan baik administrasi CV Centrum Konsulindo. Ketidak sempurnaan CV Centrum Konsulindo dalam hal administrasi dan permasalahan internal perusahaan seperti yang saya uraiakan di bawah ini :
1.      Data – data administrasi CV Centrum Konsulindo yang bersifat intensif seperti Ijun Usaha Jasa Konstruksi (IUJK), Sertifikat Badan Usaha (SBU), Tanda Anggota asosiasi, Tanda Daftar Perusahaan, bahkan sampai pengurusan pajak belum teroganisir dengan baik. Sering terjadi keterlambatan perpanjangan ketika masa berlaku dokumen – dokumen tersebut telah habis. Bahkan pajak perusahaan tidak diurus sebagaimana mestinya.
2.      Hal – hal yang spesifik seperti nomor surat tidak diatur secara baik, sehingga orang lain bisa leluasa menggunakan kop surat CV Centrum Konsulindo, atau juga penyalahgunaan surat CV Centrum Konsulindo oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Begitu juga dengan direksi perusahaan yang tercantum dalam Akte Lama maupun Akte Perubahan, banyak pihak – pihak yang yang tidak terkait langsung dengan CV Centrum Konsulindo namun tertera dalam Akte dan memiliki kewenangan sebagaimana bagian  dari direksi perusahaan.
3.       Suasana kantor yang tidak kondusif, berantakan, bahkan tidak seperti sebuah kantor perusahaan. Orang lain yang berkunjung ke kantor CV Centrum Konsulindo akan kebingungan mencari kantor CV Centrum Konsulindo. Tidak ada plakat/papan nama, tidak ada wajah/suasana sebuah kantor, bercampur aduk dengan kepentingan lain di luar kepentingan CV Centrum Konsulindo.

PESAN DAN SARAN
Demi kemajuan CV Centrum Konsulindo sekarang dan mendatang, saya mempunyai beberapa gagasan yang saya kemas dalam pesan dan saran. Satu hal yang menjadi catatan adalah kita harus berfikir secara maju, layaknya perusahaan dan invidu yang berhasil, sehingga segala hal yang kita lakukan adalah perkara – perkara yang sering dilakukan oleh mereka – mereka yang telah berhasil. Berdasarkan ungkapan tersebut akhirnya saya merumuskan beberapa hal tentang CV Centrum Konsulindo.
1.      Dokumen - dokumen CV Centrum Konsulindo harus diperhatikan secara kontinyu tentang masa berlakunya, karena hal tersebut berpengaruh pada jam kerja CV Centrum Konsulindo. Segera dilakukan perpanjangan ketika masa berlakunya dokumen tersebut telah berakhir. Saya akan senantiasa mengingatkan dan memperhatikan hal tersebut, namun saya tidak memiliki wewenang untuk melakukan pengurusan perpanjangan dokumen tersebut tanpa ada perintah dari pimpinan perusahaan. Termasuk pula dalam hal ini mengenai pengurusan pajak, harus diawasi dan dicermati keseluruhannya. Jangan sampai ada hal – hal yang tidak diinginkan terjadi dikemudian hari, terlebih jika sampai menyangkut masalah hukum. Rekayasa dokumen bukanlah hal bijak yang patut dilakukan oleh perusahaan yang tengah berkembang. Hal tersebut rawan sekali dan dapat dijadikan alat bagi pihak lain dalam menjatuhkan CV Centrum Konsulindo atas tindakan pemalsuan dokumen.
2.      Penyimpanan dokumen harus dilakukan secara tepat. Untuk hal ini sudah saya lakukan. Dokumen – dokumen administrasi CV Centrum Konsulindo sudah saya jadikan satu dalam satu map khusus dan diletakkan di tempat / di rak yang khusus untuk dokumen CV Centrum Konsulindo.
3.      Salah satu hal yang juga penting sekali dicermati namun dianggap remeh adalah masalah nomor surat. Harus dilakukan pembekuan format surat. Untuk itu mulai tahun 2011 format surat CV Centrum Konsulindo telah saya bakukan dengan bentuk (nomor)/CK-(kode)/(bulan).(tanggal)/(tahun). Begitu pula dengan surat keluar, saya telah merekam semua surat yang telah dikeluarkan oleh CV Centrum Konsulindo dan saya memorikan dalam bentuk buku Surat Keluar CV Centrum Konsulindo. Untuk kedepannya saya menyarankan untuk setiap penomoran surat agar melalui/sepengetahuan saya, karena saya yang membukukan surat keluar tersebut dan ruang kerja pimpinan tidak akan sampai ke arah tersebut.
4.      Company Profil CV Centrum Konsulindo dalam bentuk buku maupun CD/Compact Disk akan diterbitkan oleh saya, dan akan saya dokumentasikan berapa dan kemana Company Profil CV Centrum Konsulindo tersebar, sehingga pengeluaran data diri CV Centrum Konsulindo kepada pihak lain dapat dilakukan dengan tepat dan aman. Hal tersebut untuk mengantisipasi pemalsuan dokumen perusahaan oleh pihak lain.
5.      Harus dilakukan perubahan Akte Perusahaan. Pihak – pihak yang tidak berkaitan langsung dengan CV Centrum Konsulindo sebaiknya dieliminasi dari jajaran kepengurusan CV Centrum Konsulindo. Dalam hal ini saya juga menyarankan pihak – pihak yang memiliki hubungan batin (keluarga, saudara, dan orang – orang yang dapat dipercaya) untuk turut serta dilampirkan dalam Akte Perubahan tersebut. Saran tersebut terlontar dengan pertimbangan keberadaan CV Centrum Konsulindo di masa mendatang. Juga dalam hal perkembangan CV Centrum Konsulindo, agar pihak – pihak tersebut memiliki hak dan kewajiban secara hukum untuk turut serta memajukan CV Centrum Konsulindo tanpa ada tanggung gugat dari pihak lain.  
6.      Selalu berusaha menjaga stabilitas dan kenyaman ruang kerja (kantor). Saran saya agar segera dilakukan penataan ulang ruang kantor. Jadikan Perum Taman Pinang Indah F5 No. 3 Sidoarjo benar – benar tempat operasional CV Centrum Konsulindo. Tiap ruang dalam bangunan tersebut jelas peruntukannya. Harus ada bedanya antara gudang penyimpanan buku – buku dengan ruang operasional, antara ruang tamu dengan ruang santai, dan antara kantor dengan bangunan rumah tangga.
7.      Untuk menunjukkan jati diri CV Centrum Konsulindo, dan untuk mempermudah pihak lain dalam mencari kantor CV Centrum Konsulindo, maka saya menyarankan agar dipasang plakat/papan nama yang jelas. Hal tersebut juga untuk mempercantik kantor CV Centrum Konsulindo.
8.      Hal yang paling pokok adalah hindari peletakkan barang – barang disembarang tempat. Kelompokkan terlebih dahulu barang dan dokumen kantor berdasarkan spesifikasi dan kegunaannya, dan kembalikan barang – barang tersebut ke tempat semula setelah menggunakannya. Disamping untuk menjaga keindahan kantor dari barang – barang yang berantakan, juga untuk memanagement dan mempersingkat waktu tatkala dibutuhkan kembali.
9.      Kalau memang harus ada fasilitas lain dalam bangunan yang berdiri di Perum Taman Pinang Indah F5 No. 3 Sidoarjo, setidaknya harus ada sekat dan peruntukkan ruangan yang jelas, sehingga estetika ruang kerja (kantor) CV Centrum Konsulindo dapat terjaga. Juga untuk menghindari terbenturnya kepentingan manakala terjadi acara yang bersamaan antara CV Centrum Konsulindo dengan fasilitas lain.
10.  Alangkah baiknya kalau CV Centrum Konsulindo memiliki seragam dengan label CV Centrum Konsulindo di dada sebelah kanan. Seperti kata pepatah “Tak Kenal maka Tak Sayang” maka perlu adanya promosi perusahaan melalui busana yang kita kenakan. Perusahaan – perusahaan besar selalu mengawali keberhasilannya dengan menyempurnakan hal - hal yang paling kecil dan paling sederhana terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka menuai kesuksesan.
11.  Satu hal yang juga tak boleh dilupakan adalah pembinaan siswa prakerin / PSG. Kesuksesan kita tergambar dari sejauh mana kita membuat orang lain berhasil. Jika siswa PSG dapat bekal yang cukup dan memadai setelah melaksanakan Pendidikan Sistim Ganda di CV Centrum Konsulindo, bukankah nama CV Centrum Konsulindo akan melejit kesegala arah. Di dalam sekolah ataupun ketika mereka tengah mencari pekerjaan ke perusahaan – perusahaan lain, maka disaat itu akan terlihat betapa profesionalnya CV Centrum Konsulindo dalam mendayagunakan potensi tenaganya, bahkan sampai kepada siswa PSG yang notabene tidak bersinggungan langsung dengan CV Centrum Konsulindo namun mendapatkan pendidikan yang layak sekembalinya dari CV Centrum Konsulindo.
Tidak ada maksud lain dengan adanya saran dan koreksi tersebut di atas selain untuk memajukan CV Centrum Konsulindo. Tidak ada satu orang pun yang tidak menginginkan perubahan, dan dari hati yang paling dalam semoga kelak CV Centrum Konsulindo benar – benar menunjukkan taringnya di dunia konsultan teknik dan selalu terjadi revormasi kea rah yang lebih baik.

HARAPAN
Jika berbicara tentang harapan maka tak lepas dari yang namanya doa. Doa itu sendiri terucap karena adanya keinginan dan mimpi. Sedangkan mimpi itu dekat dengan angan dan khayalan. Untuk itu pada sesi ini akan ada banyak mimpi dan angan saya tentang CV Centrum Konsulindo Kedepannya.
    Berawal dari hal – hal yang ringan dan bersifat administrative seperti yang telah saya uraikan di atas. Setidaknya ada satu atau beberapa hal yang dapat direalisasikan dari saran – saran saya tersebut. Seperti yang para pelaku bisnis bilang, “mulailah dari yang paling kecil, mulailah dari sekarang”.
Setelah semua yang terurai di atas terlaksana dengan baik, saya berharap kemajuan CV Centrum Konsulindo setahap demi setahap mulai nampak. Termasuk juga kemajuan di dalam / internal perusahaan. Semuanya tertata dengan rapi dan berjalan selayaknya perusahaan yang tengah berkembang. Ada banyak pekerja yang meramaikan suasana kantor.
Ketika pintu depan di buka ada sambutan hangat dari resepsionis yang berada tak jauh dari pintu masuk tersebut. Di sekitar itu pula terdapat ruang tamu atau ruang tunggu. Ketika menerobos masuk lebih dalam lagi, di sana akan terdapat beberapa ruangan yang dipenuhi dengan penghuninya masing – masing. Ada ruang administrasi, ruang engineer, ruang estimator, ruang gambar, dan yang tak kalah pentingnya terdapat pula ruang direktur. Di setiap sudut ruangan terlihat pemandangan sibuk dari para penghuninya.
Berjalan ke belakang terdapat musholla dan ruang santai para karyawan. Mereka dapat bercengkerama seraya melepas lelah, rapat ringan tentang permasalahan perusahaan, ataupun hanya sekedar mendapatkan hiburan dari televise yang terpampang di sudut ruang tersebut.
Dari jauh terlihat jelas papan nama yang terpasang di atas dinding yang bertuliskan Konsultan Teknik CV Centrum Konsulindo. Di bawah papan nama tersebut berjajar motor – motor karyawan yang tertata rapi. Setiap kaca dan dinding selalu menampakkan estetika sebuah bangunan kantor. Dengan kaca riben, pintu tertutup rapat, dan tertiup udara sejuk dari sebuah AC membuat suasana tenang dan eksklusif dari sebuah kantor besar CV Centrum Konsulindo.
Namun jika berbicara masalah prestasi tentunya tidak terjadi ketidakseimbangan dengan argumentasi tersebut. Dengan kondisi kantor rapi seperti itu tentunya didasari dengan management proyek yang memadai pula. Berbagai jenis pekerjaan dapat di atasi dengan baik oleh perusahaan. Ruang lingkupnya pun semakin luas dan semakin jauh. Partner kerja dan rekanan semakin banyak, tidak hanya berkecimpung dalam birokrasi pemerintah, namun juga mengembangkan usaha kepada para investor swasta.
Saya berharap suatu saat CV Centrum Konsulindo akan menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Berkembang pesat layaknya konsultan besar dan memiliki beberapa cabang di daerah – daerah lain.
Satu hal yang menjadi tolak ukur harapan tersebut adalah sejauh mana kita melangkah. Satu meter ? satu kilo ? seribu kilo ? atau tak terbatas? Semua itu harus kita jawab dengan tindakan yang real untuk memajukan CV Centrum Konsulindo. Selanjutnya kita saksikan bersama apa yang akan terjadi 5 tahun ke depan? 10 tahun berikutnya ? dan beberapa tahun kemudian? Semakin lebih baik ataukah sebaliknya ?
 

Aku Bukan Munafik,,,,,

Manusia itu dilahirkan dalam keadaan suci, sehingga sampai kapan pun yang dibawa oleh manusia itu adalah segala hal yang baik,,,  bahkan sampai mati sekalipun. Tapi pertanyaannya kenapa masih ada juga orang yang berbuat jahat. Itu karena mereka semua tengah menyembunyikan jati dirinya sebagai manusia. entah apa sebabnya,,, yang pasti tidak ada manusia yang menolak kebaikan. Dan saya bukan orang munafik yang menlak kebaikan padahal saya membutuhkannya.
 

Berat rasanya,,,

Kita sebagai manusia tentunya selalu menginginkan seseoraqng yang sangat berarti dalam hisup kita bahagia. Tentunya dengan cara kita sendiri. Namun apa jadinya jika cara kita buat membahagiakan orang terdekat kita justru malah diartikan seseuatu yang merusak, menyakitkan, menyebalkan, dan dianggap sesuatu yang jahat. Jika seperti itu, maka hanya kesabaran yang harus selalu kita bina. Namun juga terkadang kesabaran salah jalan, sehingga bukannya kedamaian dengan niat baik yang didapat, malah keadaan semakin runyam.
 

Jangan Salahkan Tuhan

Akhir - akhir ini kita telah dikejutkan dengan berbagai kecelakaan dunia transportasi mulai dari kereta api, kapal, pesawat terbang, mobil, dan seluruh aspek transportasi. kemudian masih melekat pula dibenak kita akan berbagai musibah yang melanda negeri ini. Kita tentu masih ingat gempa di Jogja beberapa waktu lalu, kemudian meletusnya gunung merapi yang diikuti pula oleh gunung bromo, dan hingga kini pun dampak merapi belumlah usai. Serangan lahar dingin terus menghantui warga. Tentunya bagi kita yang suka berfikir harus bertanya, kejadian itu apakah sudah menjadi hukum alam yang wajar - wajar saja, ataukah ada maksud lain dari setiap kejadian tersebut. Cobalah kita tengok masyarakat kita, berapa banyak orang yang meninggalkan agama, yang lari dari Tuhannya dan mengkultuskan diri sebagai Tuhan dengan tidak membutuhkan-Nya, pelacuran merajalela, free sex semarak, dan baru - baru ini terungkap kasus dokter aborsi yang menurut pengakuannya sudah mengaborsi setidaknya 1500 orang. Subhanalloh, itu artinya tidak kurang dari 1500 wanita melakukan hubungan diluar nikah. Panasnya suhu di bumi tidaklah karena bahan kimia, namun lebih kepada bejatnya moral bangsa ini. Yang atas berfoya - foya dengan kemewahan hasil korupsi, yang bawah berhura - hura dengan kemaksiatannya sendiri. Maka benarlah keputusan-Nya melumatkan sedikit demi sedikit apa yang ada di bumi ini. Semoga kita tidak menjadi bagian dari mereka yang dilaknat dan menerima adzab Tuhan
 

Satu Bagian dari Hidup

Mungkin saat ini kita tengah menikmati waktu kita bersama orang terdekat kita. Menghabiskan detik demi detik dengan cerita - cerita dan kisah. Berbagi rasa dan nurani, menangis bersama, tertawa bersama. Namun kita harus ingat, pada saatnya nanti kita tidak lagi dapat merasakan itu semua. Ada masa dimana kita harus bertindak sendiri tanpa siapapun. Hanya potensi dan kemampuan diri yang kita andalkan. Dia yang akan menemani kita kemana pun kita melangkah, menjadi bagian yang melekat dalam hidup kita, menjadi teman berbagi, menjadi atasan atau bawahan kita, menjadi partner kerja kita, menjadi kolega bisnis kita, menjadi segalanya dalam hidup kita. Dan janganlah menangis ketika masa itu datang menghampiri kita. Hadapi dengan keyakinan. Untuk itu, sedini mungkin biasakan tidak terlalu tergantung kepada orang lain.
 

Cerpen : Hati Yang Terbengkalai, Bag. 1

Aku duduk termenung di pojok sudut kamar yang tak cukup luas, menyadari kebodohan diri yang menyebabkan penyesalan yang sangat. Seraya memandangi dua foto yang berlainan rupa, aku teteskan eluh yang tak tahu untuk apa dia menetes. Kebingungan yang sangat ini berawal dari kedatangannya. Namun juga tak bisa dipungkiri, ulah membosankan darinya pula yang menyebabkan ini terjadi.
Pertengahan Agustus yang lalu, ketika aku mendapatkan tugas keluar kota, tak terasa diri sudah mengawali permainan haram ini. Di dalam bus jurusan Banyuwangi, ku temui sesosok gadis dengan paras wajah nan ayu. Aku pandangi barisan depan bangku bis tersebut sudah penuh sesak oleh makhluk – makhluk yang hendak bepergian. Namun kulihat disamping gadis itu ada satu tempat untuk seorang. Dengan sedikit terpaksa dan keinginan serta rasa penasaran yang mendorongku untuk duduk disamping gadis itu.
Senyum ramah darinya mengawali kisah panjangku yang suram ini.
”Mau kemana Mas?” sapanya.
”Oh ini, aku ada tugas mendadak ke luar kota. Mbaknya sendiri mau kemana?” jawabku. ”Mau ke Pasuruan Mas.” jawabnya dengan senyum yang semakin indah seakan membuatku berharap bus berjalan perlahan.
”Mau apa ke Pasuruan?”
”Mau kembali ke tempat kost Mas, besok pagi udah kerja.” jawabnya.
”Oh kerja, kerja di mana?” tanyaku lagi.
”Kerja di pabrik Mas, dapat sift pagi. Masnya sendiri kerja di Mana?”
”Aku kerja di konsultan teknik. Ini berhubung ada proyek di Banyuwangi, sementara aku dibutuhkan sekali di sana, jadi ya aku berangkat meskipun mendadak banget.” jawabku mengawali perbincangan hangat selanjutnya. Lama sudah kita bercengkerama. Bercanda, tertawa, dan tak lupa kita bertukar nama dan nomor telephon. Dari sini aku ketahui bahwa nama gadis manis ini adalah Dita. Semakin lama perbincangan kita semakin hangat, semakin dekat pula perpisahan kita karena sebentar lagi dia akan turun.
”Turun mana Mas?” sapa kondektur yang memecahkan obrolanku.
”Oh, turun Banyuwangi Pak, berapa?” tanyaku kembali.
”Banyuwangi mana?” ”Kecamatan Giri.” jawabku.
”Hemm,,, enam puluh ribu Mas.” kata kondektur tersebut. ”Klau Mbaknya mau ke mana? Tanyanya pula kepada Dini, gadis manis yang duduk di sebelahku.
”Mau ke Pasuruan Pak.”
”Eh ini aja Pak sekalian jadi satu.” sahutku memotong pembicaran mereka seraya menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan.
”Lho makasih lho Mas, jadi gag enak nich.” sapanya malu.
”Udah gak papa, santai aja.” jawabku enteng.
”Eh kamu punya FB gak?” tanyaku yang sedikit aneh. Mungkin karena kehabisan kata – kata, sehingga apa saja aku tanyakan.
”Oh, punya Mas. Masnya sendiri punya apa gag?
”Aku punya kok. Apa alamat FB kamu?” tanyaku dengan sedikit memaksa.
”Ehm,,, ntar aja dech aku sms. Ya udah ni dah mau nyampe, aku siap – siap mo turun dulu ya Mas.” ungkapnya yang sedikit membuatku tak percaya. Sungguh waktu cepat sekali berlalu. Hati kecilku pun mulai bertanya – tanya, akankah kita bertemu lagi?
Mataku tak berpindah dari menatapkan kepergiannya. Rasanya aku telah berpisah dari sesuatu yang sangat berharga bagiku. Aku sedih tanpa alasan. Dari tutur katanya, dari mata serta senyumnya, dia sungguh sempurna. Mungkin itulah kesimpulan awalku bertemu dia.
Tapi sekarang aku sendiri. Tiada teman berbicara. Dalam kesendirian ini teringatlah sesosok yang sangat dekat di hati, yang beberapa saat lalu sedikit aku lupakan. Ya, dialah kekasihku. Sebut saja namanya Nadia. Dengan sedikit perasaan bersalah aku berguman. ”Dik, maafin aku.”
Kala itu aku memang tengah bertengkar dengan Nadia. Hubungan kita pun serasa di ujung tanduk. Banyak hal darinya yang membuatku marah, kecewa, dan sedikit manjauh darinya. Namun karena kesetiaan dariku (mungkin itulah yang bisa aku katakan), aku mencoba untuk bertahan. Aku berprinsip, dulu aku yang menyatakan cinta kepadanya, sehingga tak layak jika aku pula yang mengakhiri hubungan ini. Untuk itulah aku selalu bertahan dengan cinta ini, meskipun hati ini selalu terluka.
Udah nympe mn Mas? Gmn di bus, dah dpt temen ngobrol br pa blom? Kl blom Aq temenin smsan ya. Sms Dita yang memotong lamunanku.
Udh mo msk Probolinggo, td u kmn? Kq turun di Bangil?
Oh. td aq kdokter dlu mas, bdanq tdk enk. Agk meriang gt.
Yawdah kl gt, dita istrahat adjah y
Begitulah perbincangan kami melalui sms. Aku rasa cukup sampai di sini kebodohan ini terjadi, tenyata ini berlanjut sampai aku tak tahu harus bagaimana. Memang tidak selayaknya kejengkelanku dengan Nadia aku luapkan dengan mencari kenalan baru, meskipun tidak ada niatan untuk mencari penggantinya. Tapi aku pun tidak dapat memungkiri jikalau sosok Dita begitu sempurna di mataku. Pertemuan pertama yang mengesankan ini, harus ku sesali atau ku syukuri. Aku tidak tahu.
Tapi hati ini butuh penyegaran setelah mendapat ribuan amarah dari Nadia. Aku biarkan diri ini terbelenggu oleh arus takdir yang tak pernah aku rencanakan. Perkenalanku dengan Dita pun tak terencana.
..................................................................................................
Seminggu tak terasa. Waktuku kembali ke kota asal tiba. Dengan harapan besar untuk bertemu seseorang, entah itu Nadia atau Dita. Tapi aku tak percaya dengan diri ini. Oh tuhan, betapa bodohnya aku. Aku sms Dita yang isinya kapan kita bisa bertemu lagi. Ingatanku pada Nadia lah yang membuatku merasa bersalah kembali. Namun aku juga tak memungkiri kalau hatiku berkata, aku kangen sama Dita.
Namun kehadiranku di kota asal tak meredam perselisihanku dengan Nadia. Kami masih saling bersikeras mempertahankan ego masing – masing. Banyak hal yang talah kita lakukan. Mulai dari saling membuka aib masing – masing, saling ejek dengan mengingatkan hal – hal buruk yang sudah lalu, dan tak terkecuali pula perang facebook. Kita saling berkirim surat yang isinya penyesalan akan sikap masing – masing melalui facebook. Hingga pada puncaknya, dia mengatakan hal yang tak sepantasnya dia katakan sebagai seorang perempuan. Dia berbicara kotor kepadaku. Oh sungguh hati ini tidak bisa memafkan. Hati ini sudah terlanjur sakit. Dan hal yang tak diingkan pun terjadi. Kami mengakhiri hubungan yang sudah berjalan hampir dua tahun ini.
Dalam kesendirianku ini, aku semakin liar. Sikapku tak terarah lagi. Aku sering keluar malam, dan pulang hampir jam satu malam. Begitulah keseharianku saat itu. Mungkin karena depresi, mungkin pula karena penyelasan yang sangat.
Dalam hal demikian, aku semakin mendekatkan diri kepada Dita. Aku terus berkirim pesan singkat atau sms, ataupun melalui facebook. Tutur katanya, ramah tamahnya, sikapnya, sungguh membuatku tertegun. Aku benar – benar terpesona oleh sikapnya yang sangat bijaksana. Parasnya yang cantik terpancar dari sikapnya. Manis senyumnya bermuara dari tingkah lakunya. Dan hati yang sudah mati ini kembali bergejolak. Rasa kangen akan kelembutan dan kedewaannya, kini berubah menjadi rasa sayang. Rasa sayang yang kembali menumbuhkan cinta yang tak terarah. Terlebih hati ini sudah kosong. Hampa oleh amarah yang tak berkesudahan. Dan tanpa sadar pun sebuah layang melalui facebook terkirim kepadanya. Oh Tuhan, aku telah menyatakan cinta kepada Dita. Sungguh aku tak percaya. Antara rasa malu, bimbang, ragu, dan takut bercampur jadi satu. Andai pesan itu dapat dihapus, mungkin aku akan menghapusnya sebelum Dita membacanya. Namun pesan telah terkirim, tiada daya buatku untuk menahan Dita agar tak membaca surat ini.
Kebodohanku ini membuatku rasa takut yang sangat. Bukannya takut untuk ditolak, karena hati ini telah lama sakit karena ulah wanita. Namun yang kutakutkan adalah kebencian Dita karena ulahku tersebut yang mengakibatkan dia menjauh dariku. Sungguh – sungguh aku sayangan jika sampai dia menjauh dariku.
Setiap minggu, bahkan setiap hari selalu aku kunjungi warnet. Dengan berharap cemas menanti balasan pesan dari Dita. Akhirnya pada suatu hari yang telah lama kunanti, aku kembali membuka jejaring sosial tersebut. Sungguh terbelalak mataku saat melihat ada pemberitahuan dalam facebook bahwa aku telah mempunyai satu pesan yang belum dibaca. Aku buka pesan tersebut dengan hati bimbang gulana. Oh, alangkah terkejutnya aku. Pesan yang telah lama kunanti kini telah datang. Dita membalas pesanku.
Aku baca perlahan dengan penuh perasaan. Aku amati bait ke bait. Dan dengan kebijaksanaan serta kedewasaannya, dia menjawab dengan gurauan. Jangan sampai Tuhan, jangan sampai ini terjadi lagi. Ya, dia menggantungkan perasaanku. Entah apa yang dia pikirkan, tapi yang jelas aku jadi tidak tenang dibuatnya. Separuh hatiku berkata kalau dia sayang kepadaku dan mampu menggantikan posisi Nadia yang telah lenyap dari hatiku. Namun separuh hatiku lagi merasa malu dan pesimis.
Namun justru dengan ini aku semakin dibuat penasaran olehnya. Langkahku semakin gencar untuk merebut hatinya. Aku pun tak henti – hentinya mengunjungi warnet, hanya untuk melihat fotonya, melihat pesan barangkali dia mengirim sesuatu untukku, dan yang tak bisa ku elak sedikit aku juga mengontrol facebooknya. Aku pun tak tahu kenapa aku jadi seperti ini. Ada rasa tak senang jika ada nama laki – laki di dalam facebooknya. Oh Tuhan, mungkinkah aku kembali pada kebodohan yang dulu sudah aku alami. Jangan, aku gag mau jatuh ke dlam lubang yang sama.
Ringkasnya, aku dulu sungguh sangat menggagumi sesosok gadis. Namanya Sari. Dia polos, pendiem, dan tentunya cantik dan manis. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas tiga smp. Sarilah perempuan pertama yang pernah menjatuhkan hatiku. Hingga kini pun aku masih sayang padanya.
Namun apa yang dia lakukan. Penantianku bertahun – tahun tak kunjung datang. Jangankan kata cinta darinya, penolakan akan cintaku pun tak kudengar. Dia menggantungkan perasaanku. Hingga lulus smp, hingga aku menempuh pendidikan menengah atas, dia tetap masih diam. Bahkan hingga aku lulus dari sma, dari masih saja diam.
Akhirnya tanpa sengaja datang tawaran mendadak untuk bekerja di Ibu Kota Jakarta semenjak aku lulus sma. Tanpa melihat berapa gajinya, tanpa mengetahui apa pekerjaanku, aku terima saja tawaran itu. Harapanku waktu itu hanyalah terlepas dari belenggu bayang – bayang manis Sari. Ya, aku ingin sedikit melupakannya. Dengan kepergianku ke Jakarta, aku mungkin bisa melupakannya, atau mungkin aku juga merubah gaya hidupku. Mungkin itulah yang terfikir olehku waktu itu.
Namun apa yang kurasa. Cintaku kepada Sari begitu besar. Tak bisa sedikit pun wajah Sari terhapus dari benakku. Hingga gajiku lenyap tak tersisa hanya untuk mendengar kabar darinya melalui telepon. Waktu itu aku belum sempat membeli HP. Sehingga aku hubungi dia dari warung telephone. Sehari dua puluh lima ribu, dan bahkan pernah sampai tujuh puluh ribu. Pada hal aku telephone seminggu bisa dua sampai tiga kali. Oh bodohnya aku, tapi kenapa diri ini tidak menyesal.
Sungguh cinta itu buta. Sungguh cinta itu membodohi. Kabar baiknya merupakan berita terbaik untukku, meskipun tak sepeserpun aku bawa pulang ketika kembali ke tanah air. Enam bulan aku di sana, enam bulan pula aku jauh dari Sari, dan enam bulan juga aku tambahi deritaku. Kakiku sakit pada waktu itu, sehingga aku hanya bisa bertahan sampai enam bulan saja di Jakarta.
Sesampainya di kotaku, hanya eluh yang bisa aku berikan untuk kedua orang tuaku setibanya dari perantauan. Bagaimana tidak, sepulang dari bepergian jauh, aku tak membawa apa – apa. Dan tak bisa kutahan pula tangis kedua orang tuaku yang membawaku turut dalam kesedihan. Namun dengan pengorbanan ini, aku gag mau putus semangat. Aku harus dapatkan hati Sari kembali. Dan untuk kesekian kalinya, mungkin mencapai seratus kalinya, aku kembali menyatakan cintaku padanya. Tapi lagi – lagi dia hanya diam. Lagi – lagi dia menggantungkan perasaanku.
Ah sudahlah, anggap saja ini pelajaran untukku. Gadis pertama yang hadir dalam hatiku tak merespon rasa cintaku yang begitu dalam. Enam tahun sudah kugendong hubungan tanpa status ini.
Menginjak usia sembilan belas tahun, aku mencoba sibukkan diriku dengan mencari pekerjaan. Karena sepulang dari Jakarta, aku jadi pengangguran. Sedikit demi sedikit kurasakan pahitnya menjari kerja. Mungkin dari sinilah perasaanku kepada Sari mulai pudar. Lama sudah tak kunjungi dia. Lama sudah tak kutahu kabarnya. Hingga pada suatu ketika, aku teringat kembali akan dirinya. Aku berencana untuk sejenak mengunjunginya. Dan pada waktu itu posisiku sudah tak lajang lagi, aku baru saja berpacaran dengan Nadia, gadis kedua yang kembali mengetuk hatiku. Namun kurahasiakan hubunganku dengan Nadia, dengan harapan dia masih berkesempatan untuk menyatakan cintanya kepadaku dan seketika itu pula aku tinggalkan Nadia. Namun sungguh di luar dugaan, dia ternyata sudah berpacaran pula. Dan yang membuat aku terkejut setelah kuketahui jikalau pacarnya hanyalah seorang kondektur bus kota yang hidup di terminal. Oh Sari, kenapa kau diam ketika aku menyatakan cinta kepadamu, sementara kau menerima cinta seorang kondektur bus yang hidupnya tidak jelas. Dan yang bikin aku semakin gemetar, ternyata dia sempat mencintaiku namun tidak berani mengungkapkan. Ya T..U....H...A...N... sungguh penantianku selama enam tahun ini terasa sakit kala itu. Hingga rasa cinta yang membara kala itu, kini sedikit demi sedikit berubah jadi kebencian yang sangat.
Hingga kini aku jalani kehidupan asmaraku dengan Nadia. Kami berhubungan cukup baik. Ada kalanya kami bertengkar, dan ada kalanya pula kami bermesraan. Lika – liku dalam berpacaran aku habiskan dengan Nadia hingga dua tahun tak terasa. Namun keadaan kembali berubah tatkala kedatangan Dita dalam hidupku.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PRIE BLOG'S - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger